Rabu, 25 Oktober 2017

Ulasan Cerita Film Ruqyah The Exorcism

Review Ruqyah The Exorcism Indonesia | Komentar Film Ruqyah | Beberapa hari lalu, blog Cerita Madya berkesempatan menonton film horor Indonesia berjudul Ruqyah The Exorcism. Bagaimana ulasannya?

Sebelum Anda lanjutkan membaca artikel ini, perlu diperhatikan bahwa artikel ini berisi full of spoiler. Jadi bagi Anda yang belum menonton dan tidak ingin spoiler maka jangan teruskan baca artikel ini untuk kenyamanan pengalaman menonton Anda.

Poster Film Ruqyah. Sumber : MD Pictures
Film ini merupakan film bergenre horor atau sejenis hantu/mistis. Pemeran utama dibintangi oleh Evan Sanders yang berperan sebagai Mahisa dan Celine Evangelista sebagai Asha. Film ini berdurasi sekitar 90 menit.

[Baca juga : Setelah Menonton Film Spiderman Homecoming]

Yang menarik dari film ini adalah alur ceritanya diangkat dari kisah nyata. Bahkan saat Anda menonton film ini akan diberi keterangan tanggal kejadiannya. Adapun kisah nyata ini terjadi sekitar tahun 2012.

Lalu kisah nyata apa yang diangkat dalam film ini? Film ini mengangkat kisah nyata seorang artis terkenal ibu kota yang ternyata kepopulerannya bisa diraih dengan mudah berkat bantuan gaib. Benar, bantuan gaib tersebut seperti mantra pemikat, susuk, dan lain sebagainya.
Dalam film ini, artis terebut diperankan oleh Celine sebagai Asha yaitu aktris terkenal ibu kota yang belakangan ini sering diganggu oleh makhluk gaib. Asha sendiri juga didekati oleh seorang pengusaha yaitu Kelvin.

Sementara Mahisa (diperankan oleh Evan Sanders) adalah seorang wartawan yang memang suka mencari hal-hal misterius. Di awal film Anda akan diperlihatkan sosok Mahisa yang mencari fakta mengenai isu seorang warga yang kerap mendengar suara-suara misterius.

Saat Asha mulai tidak nyaman dan tidak tenang ketika diganggu makhluk halus, Asha sering bercerita ke teman-temannya tetapi tidak ada yang percaya. Ketika bertemu Mahisa, Asha juga ingin Mahisa mendengar ceritanya dengan syarat tidak dipublikasikan di media.

Akhirnya Asha bercerita tetapi awalnya Mahisa juga tidak percaya. Setelah berhasil diyakinkan, Asha mengajak Mahisa ke rumahnya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mahisa memasang kamera di tempat tidur Asha.
Singkat cerita. Setelah merekam video di kamar Asha, Mahisa melihat keanehan dalam video tersebut. Lama-kelamaan Mahisa percaya dan yakin bahwa Asha diganggu oleh makhluk gaib.

Kemudian, semua misteri terungkap sedikit demi sedikit. Mahisa mengetahui bahwa makhluk gaib yang mengganggu Asha ternyata berasal dalam diri Asha sendiri. Makhluk gaib tersebut merupakan mantra atau jin yang memikat sehingga Asha bisa mudah terkenal dan memikat banyak orang.

Fakta lain yang terungkap bahwa yang mengisi jin di dalam tubuh Asha adalah ibunya sendiri. Mahisa pun berusaha membantu Asha untuk mengeluarkan jin dalam tubuhnya dengan cara mengajaknya shalat berjamaah.

Namun, baru satu rakaat, jin yang berada dalam tubuh Asha memberontak dan bahkan melawan Mahisa. Pernah suatu kali, Asha mau bunuh diri tetapi itu terjadi karena tubuhnya digerakkan jin. Kejadian demi kejadian terus menghampiri. Akhirnya Mahisa berinisiatif membawa Asha ke gedung tua untuk menghindari jin tersebut meguasai tubuh Asha dan membunuhnya.

Menurut saya, Mahisa salah karena berifikir mampu mengalahkan dan mengeluarkan jin dalam tubuh Asha. Beberapa hari kemudian, jin dalam tubuh Asha makin menjadi-jadi. Tak lama, Kelvin sang pacar yang mencari-cari Asha datang bersama polisi untuk menangkap Mahisa karena dituduh menculik Asha.
Setelah bebas, Mahisa masih bertekad untuk menyelamatkan Asha. Akhirnya Mahisa pun membawanya ke seorang ustadz terkenal untuk diruqyah dan para jin tersebut keluar. Ending untuk film ini saya kurang begitu tahu karena waktu di bioskop saya tidak melihatnya sampai selesai.

[Baca juga : Paket IM3 65 GB hanya 150 Ribu Rupiah]

Tetapi untuk alur cerita menurut saya lumayan. Bahkan saya penasaran apakah ini memang benar-benar kisah nyata seorang artis. Demikian yang dapat saya ulas. Terima kasih atas kunjungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar